Kamis, 29 Oktober 2009

Mengapa Harus Caesar

Operasi Caesar dapat dilaksanakan bila ibu sudah tidak dapat melahirkan melalui proses alami. Operasi dilakukan dengan tujuan agar keselamatan ibu dan bayi dapat tertangani dengan baik. Oleh karena itu banyak dokter yang percaya, melakukan operasi caesar akan selamat seperti proses melahirkan secara normal. Walaupun demikian, operasi ini tetap memiliki beberapa risiko. Apalagi bila ibu telah mengalami beberapa kali operasi ini pada proses kelahiran sebelumnya.

Kenapa Harus CaesarSebelum menjalani operasi, pemeriksaan latar belakang persalinan menjadi hal penting. Bila alasan tak jelas dan proses melahirkan secara normal dapat dilakukan, maka lebih baik ibu melahirkan lewat proses normal. Sebelum melakukan caesar, Anda harus rajin konsultasi pada dokter untuk mengurangi kekhawatiran dan rasa takut melahirkan dengan operasi caesar.

Bila Anda ingin proses persalinan lewat operasi alasannya sungguh harus penting. Bila tidak, permintaan Anda untuk itu akan ditolak. Walaupun demikian, Anda dapat mengusahakan pada pihak yang lain, tapi tetap saja, semua pihak menginginkan latar belakang yang jelas. Hal ini dimaksudkan untuk keselamatan ibu dan bayi.

Operasi caesar atau seksio sesarea adalah melahirkan janin melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus). Namun, terminologi asli seksio sesarea sudah diperdebatkan sejak 200 tahun lalu. Berdasarkan sejarahnya, operasi ini salah satunya dikemukakan Rousset pada 1581 lewat bukunya tentang persalinan dengan bedah caesar berjudul Trainte, Nouveau Day Lhysterotomotokie ou Lenfantement Cesarien. Diikuti Jacques Guillimeau yang menyebut tipe melahirkan sections pada 1598. Kombinasi dari kedua istilah itulah yang kini dikenal sebagai cesarean section.

Seksio sesarea (operasi caesar) berkembang sejak akhir abad ke-19 sampai tiga dekade terakhir abad ke-20. Selama periode itu sudah terjadi penurunan angka kematian ibu dari 100 persen menjadi 2 persen. Selain itu ada tiga perkembangan penting dari tehnik operasi. Pertama, perkembangan metode penjahitan rahim dengan benang untuk menghentikan pendarahan. Kedua, perkembangan dari cara tindakan yang aseptik. Ketiga, perubahan dari insisi/sayatan pada rahim dari cara klasik menjadi sayatan melintang pada segmen bawah rahim (uterus).

Pada beberapa penelitian, angka kesakitan dan kematian ibu pada tindakan operasi caesar lebih tinggi dibandingkan persalinan normal. Dari hasil penelitian Bensons dan Pernolls, angka kematian pada operasi caesar adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan risiko 25 kali lebih besar dibanding persalinan normal. Malah untuk kasus infeksi mempunyai angka 80 kali lebih tinggi dibandingkan persalinan per vagina. Komplikasi tindakan anestesi sekitar 10 persen dari seluruh angka kematian ibu.

Beberapa kerugian dari operasi Caesar, yaitu adanya komplikasi lain yang dapat terjadi saat tindakan operasi caesar dengan frekuensi di atas 11 persen, antara lain cedera kandung kemih, cedera rahim, cedera pada pembuluh darah, cedera pada usus, dan dapat pula cedera pada bayi. Pada operasi caesar yang direncanakan angka komplikasinya kurang lebih 4,2 persen. Sedangkan operasi caesar darurat berangka kurang lebih 19 persen.

Setiap tindakan operasi caesar punya tingkat kesulitan berbeda-beda. Komplikasi lain yang dapat terjadi sesaat setelah operasi caesar adalah infeksi yang banyak disebut sebagai morbiditas pascaoperasi. Kurang lebih 90% dari morbiditas pascaoperasi disebabkan oleh infeksi (infeksi pada rahim/endometritis, alat-alat berkemih, usus, dan luka operasi).

Adapun tanda-tanda infeksi antara lain demam tinggi, perut nyeri, kadang-kadang disertai lokia berbau, nyeri bila buang air kecil, luka operasi bernanah, luka operasi terbuka dan sepsis (infeksi yang sangat berat). Bila mencapai keadaan sepsis, risiko kematian ibu akan tinggi sekali.

Hal-hal yang memudahkan terjadinya (faktor predisposisi) komplikasi antara lain persalinan dengan ketuban pecah lama, ibu menderita anemia, hipertensi, sangat gemuk, gizi buruk, sudah menderita infeksi saat persalinan, dan adanya penyakit lain, seperti diabetes mellitus. Antibiotik profilaksis dapat menurunkan terjadinya risiko infeksi pada operasi.

Tidak hanya pada ibu, bayi juga akan mengalami risiko sama, antara lain kematian atau kesakitan pada bayi baru lahir dengan operasi Caesar. Hal tersebut bergantung pada faktor yang mendasari alasan tindakan operasi. (Dini Safitri)

Sumber: Majalah Inspire Kids

0 komentar:

Posting Komentar

 

. © All Rights Reserved | 2009: Design and Illustration by elxis bro