Minggu, 13 Juni 2010

Cara yang Benar Mengajar Bayi

Jangan Menyuruh Bayi Belajar!, MEMBERIKAN stimulasi kepada bayi atau anak dengan metode baby flashcards mungkin pernah Anda dengar atau bahkan dipraktikan. Di kalangan para ahli psikologi dan perkembangan anak, memberi stimulasi dengan metode flash card ini mengundang pro dan kontra.

Ada yang menilai metode ini baik selama sifatnya tidak memaksa dan disesuaikan dengan tahapan. Namun ada pula yang berpendapat stimulasi dengan cara kids flashcards bukanlah stimulasi alami seperti halnya aktivitas bermain pada anak.

Salah satu ahli yang menentang metode stimulasi flash card, baby flashcards atau kids flashcards adalah Psikolog dan Playtherapist dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Dra. Mayke S. Tedjasaputra, M.Si. Dalam pandangannya, mengajarkan anak dengan flash card termasuk kategori overstimulation atau stimulasi yang berlebihan.

"Tidak benar menyuruh bayi belajar, misalnya dengan kartu bayi flashcard karena ini adalah overstimulation. Seorang pakar bermain Brian Sutton-Smith menegaskan ini sudah termasuk cognitive child labor atau secara kognitif anak sudah dipekerjakan terlalu keras dalam baby education.

Menurut pendapat Mayke, ketika orang tua menyodorkan baby card berarti anak harus diam dan diminta memperhatikan sehingga anak sudah dituntut untuk belajar. "Di sana yang lebih ditekankan adalah faktor kognitifnya. Padahal di usia awal pertumbuhan yang harus dikembangkan adalah senses-nya (sensomotorik), bukan memori. Artinya, bukan melatih memori secara khusus dengan diperlihatkan baby card. Itu sudah termasuk belajar yang sepertinya ada target yang ingin dicapai. Jadi sudah bukan bermain lagi," ungkapnya.

Mayke mengakui bahwa dalam baby education dengan pemberian metode flash card (kartu anak atau kartu bayi) yang sifatnya singkat-singkat, mungkin anak akan cepat menangkap, mengingat dan mempelajarinya. Ada banyak penelitian yang mendukung maupun yang menentang metode ini. Tentu penelitian itu ada yang pro dan kontra. Ada yang mengatakan itu bagus. Tetapi kontra juga sudah mengatakan bukti-bukti bahwa itu tidak baik bagi perkembangan anak karena masa anak adalah masa bermain di mana mereka tak bisa dituntut untuk diam dan belajar dengan suatu materi.

Mayke juga menilai dengan metode education flashcards hanyalah membantu percepatan kemampuan untuk sementara, dan yang dikhawatirkan justru anak akan jenuh sebelum waktunya. "Dari hasil penelitian menunjukkan, rangsangan terlalu dini yang sifatnya overstimulation ketika anak sudah bisa membaca hanya merupakan percepatan yang bersifat sementara. Tetapi saat mereka sudah menginjak kelas 4 SD dan prestasinya dibandingkan, tidak ada perbedaan yang signifkan.

Bukti penelitian yang kontra dengan metode education flashcards tersebut, kata Mayke, salah satunya adalah yang dimuat film berjudul Smart Babies dari Discovery Health Channel. "Di situ, apa dikemukakan Glenn Doman dimentahkan, melalui penelitian psikologis. Para ahli yang dilibatkan dalam riset itu adalah psikiater, ahli neurologi, psikolog anak, pendidik anak," paparnya.

Yang juga dikhawatirkan, bila orang tuanya ambisius, mereka menginginkan target tertentu. "Ketika anaknya diajarkan, lalu mereka frustasi, nah itu bahayanya. Metode ini juga dapat memancing orang tua untuk membenarkan bahwa sejak bayi anak harus belajar" ujarnya.

Yang lebih baik daripada kartu anak, yaitu diberikan metode dengan apa yang mereka alami secara faktual bukan melalui gambar. "Flash card hanya gambar, gambar yang tidak faktual. Lebih baik mereka belajar misalnya apa itu bola dengan cara memagang dan memainkannya. Karena yang penting dalam tahap ini adalah sensomotor, semua indera perlu dirangsang, Jadi anak tidak hanya belajar dengan melihat dan mengingat kartu-kartu itu," ujarnya.

Ia menekankan kembali bahwa pada usia batita yang perlu dirangsang adalah sensomotoriknya karena kemampuan berpikirnya masih pra-operasional sehingga yang harus diberikan bukan kartu belajar tetapi sesuatu yang konkret, nyata, dialami, dirasakan. Akan lebih baik bila anak-anak atau bayi diterjunkan langsung dengan pengalamannya.

Kalaupun mau memperkenalkan kartu belajar seperti gambar kepada anak, orang tua mungkin dapat melakukannya dengan cara menghubungkannya langsung dengan sesuatu yang nyata. "Pada anak usia setahun misalnya sambil dipangku, kita perlihatkan gambar mobil lalu lihat juga mobil ayah seperti apa. Jadi related to something very completely real," ujarnya.

Semoga bermanfaat.

Sumber: http://manfaatkesehatan.blogspot.com


0 komentar:

Posting Komentar

 

. © All Rights Reserved | 2009: Design and Illustration by elxis bro